AB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk
berjuang maka manusia tidak akan bisa bertahan untuk hidup. Untuk itu manusia
haruslah berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri.
Dalam pada itu berjuang memiliki makna yang cukup luas. Di dalamnya terkandung
nilai-nilai untuk bekerja keras. Tanpa adanya unsur itu apa yang kita harapkan
dan cita-citakan belum tentu akan tercapai. Dengan bekerja keras dan tekun akan
muncul sikap optimis dalam diri seseorang untuk menggapai cita-citanya. Dengan
adanya sifat kerja keras, manusia tidak akan mudah goyah dan putus asa dalam
menerjakan apa yang ia lakukan. Tidak mudah putus semangat apabila dala
melakukan pekerjaannya mengalami hambatan atau bahkan kegagalan.
Dalam melakukan pekerjaan unsur kerja keras tidak boleh
lepas dari dirinya. Dengan kerja keras maka apabila ada kesalahan atau
kekurangan bisa segera di carikan solusinya. Sehingga sebuah pekerjaaan dapat
terlaksana dengan baik. Berdasarkan uraian ini kami bermaksud untuk
membahas bagaimana halnya kerja keras dalam kehidpan.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah yang dimaksud kerja keras?
2. Bagaimanakah pentingnya kerja keras?
3. Bagaimanakah konsep kerja keras?
4. Bagaimanakah bentuk dan contoh kerja
keras?
5. Bagaimanakah Nilai-nilai positif dari kerja keras dalam fenomena
kehidupan?
6. Bagaimanakah perilaku yang mencerminkan orang yang bekerja keras?
7. Bagaimanakah hikmah bekerja keras
8. Bagaimanakah membiasakan perilaku kerja keras
9. Bagaimanakah manfaat kerja keras
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui yang dimaksud kerja keras?
2. Mengetahui pentingnya kerja keras?
3. Mengetahui konsep kerja keras?
4. Mengetahui bentuk dan contoh kerja
keras?
5. Mengetahui
Nilai-nilai positif dari kerja keras dalam fenomena kehidupan?
6. Mengetahui perilaku yang mencerminkan orang yang bekerja keras?
7. Mengetahui hikmah bekerja keras
8. Mengetahui membiasakan perilaku kerja keras
9. Mengetahui manfaat kerja keras
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kerja Keras
Kerja
keras artinya melakukan suatu usaha atau pekerjaan secara terus menerus tanpa
mengenal lelah. Kerja keras juga dapat diartikan suatu tindakan atau perbuatan
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius sampai tercapai suatu tujuan.
Agama
islam mengajarkan umatnya agar selalu bekerja keras dalam menjalankan
kehidupannya di muka bumi ini. Segala sesuatu yang dilakukan tidak dengan kerja
keras, hasilnya tidak akan sempurna. Sebaliknya, seberat apa pun suatu
pekerjaan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, niscaya hasilnya akan dapat
diraih dengan baik.
Kerja keras merupakan sikap terpuji yang perlu
dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Kerja
keras adalah kunci dalam mencapai kesuksesan dan tujuan yang dicita-citakan
manusia.
Dengan kerja keras semua pekerjaan bisa cepat selesai dan
sebuah pekerjaan bisa terselesaikan dengan cepat, rapi dan maksimal sesuai yang
diharapkan. Tanpa adanya sifat kerja keras dalam menjalani sebuah pekerjaan
maka manusia akan cepat merasa putus asa dan mudah menyerah. Tidak merasa puas
dan bahkan bisa menjadi orang yang pesimis.
Untuk itu maka manusia dituntut untuk selalu memiliki dan
menjaga sifat tersebut. Agar dalam menjalani kehidupan dan melakukan pekerjaan
tetap menjadi orang yang selalu optimis dan berpikiran positif. Dengan begitu
semua apa yang dicita-citakan oleh manusia akan terwujud dengan baik.
2.2 Pentingnya Kerja
Keras
Islam
menganjurkan umatnya agar mau bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, islam membenci umatnya yang hanya berpangku tangan, malas-malasan
dan tidak mau bekerja mencari nafkah. Selain bekerja keras, kita juga harus berdoa
kepada Allah SWT, agar apa yang diinginkan dapat terkabul.
Sebab
bekerja adalah usaha lahir yang harus dilakukan manusia atau disebut juga syari’at,
sedangkan berdoa adalah ikhtiar batin yang harus dilakukan manusia atau disebut
juga hakikat.
2.3 Konsep Kerja Keras
Kerja berarti berusaha atau berjuang dengan keras berarti sungguh-sungguh. Bekerja
keras adalah bekerja dengan gigih dan sungguh-sungguh untuk mencapai suatu cita-cita. Bekerja keras tidak mesti “banting tulang” dengan
mengeluarkan tenaga secara fisik, akan tetapi sikap bekerja keras juga dapat
dilakukan dengan berpikir sungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kerja keras yaitu bekerja dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai dengan
berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik untuk kepentingan dunia dan
akhirat. Firman Allah SWT yang artinya sebagai berikut:
“ Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash “
77)
Dengan demikian, sikap kerja keras dapat dilakukan dalam
menuntut ilmu, mencari rezeki, dan menjalankan tugas sesuai dengan profesi
masing-masing.
Pentingnya bekerja keras ini tersirat dalam firman Allah
surat al-Jumu’ah ayat 10 yang artinya:
“ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung. “
Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat at-Taubah/9 ayat
105 yang artinya:
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah
kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan. “
Ayat di atas mengajarkan bahwa kita tidak saja melakukan
ibadah khusus, seperti shalat, tetapi juga bekerja untuk mencari apa yang telah
dikaruniakan Allah di muka bumi ini. Kemudian pada surat at-Taubah di atas
mengisyaratkan bahwa kita harus berusaha sesuai dengan kemampuan maksimal kita
dan hal itu akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Orang yang beriman dilarang
bersikap malas, berpangku tangan, dan menunggu keajaiban menghampirinya tanpa
adanya usaha. Allah menciptakan alam beserta segala isinya diperuntukkan bagi
manusia. Namun, untuk memperoleh manfaat dari alam ini, manusia harus berusaha
dan bekerja keras. Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk bekerja
keras. Beliau menegaskan bahwa makanan yang paling baik adalah yang berasal
dari hasil keringat sendiri. Sabdanya:
عَنِ اْلمَقْدَادِ بْنِ سَعْدِ يَكْرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
عَنِ النَّبِيِّ قَالَ مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ
يَأْكُلَ مِنْ عَمَلَِ يَدَيْهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدُ كَانَ يَأْكُلُ
مِنْ عَمَلِ يَدِهِ (رواه البخارى
Artinya: Tidak ada makanan yang lebih baik bagi
seseorang melebihi makanan yang berasal dari buah tangannya sendiri.
Sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil tangannya sendiri.
Perintah untuk bekerja keras juga
terdapat dalam firman Allah QS. Al-Insyiqoq ayat 6 yang artinya:
“Wahai manusia sesungguhnya kamu harus
bekerja keras (secara sungguh-sungguh) menuju keredaan Tuhanmu”.
Jadi semua umat Islam harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya termasuk dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu
pula yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir
hayatnya. Misalnya ketika ia mengembala biri-biri serta berniaga hingga ke
negeri Syam dengan penuh semangat dan jujur. Begitu pula para sahabat
memberikan keteladanan bekerja keras, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lainnya. Mereka memiliki semangat kerja
keras yang tinggi baik dalam berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah.
Harta yang mereka peroleh dari usaha yang kerja keras mereka gunakan untuk
menyantuni fakir miskin dan kepentingan agama Islam. Rasulullah SAW juga
memberikan penghargaan bagi orang yang bekerja keras.
Namun dalam hal ibadah khusus, seperti shalat, hendaknya
kita beranggapan bahwa seolah-olah kita akan mati esok hari sehingga kita bisa
beribadah dengan khusyu’. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah SAW:
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ اَبَدًا وَاعْمَلْ
ِلآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
Artinya: “bekerjalah untuk kepentingan duniamu
seolah-olah engkau hidup selama-lamanya; dan bekerjalah untuk kepentingan
akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari”. (H.R. Ibnu Asakir).
Semua manusia yang hidup di dunia ini mempunyai jasmani
dan rohani yang keduanya saling membutuhkan antara satu dan lainnya. Kebutuhan
jasmani berupa makanan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan
rohani berupa pengtahuan yang bermanfaat, dan nasihat yang sesuai dengan
kebutuhan rohani. Semuanya itu dapat diraih apabila kita mau berusaha dengan
sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rizqi kepada makhluk-Nya. Allah
berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Q.S Ar-Ra’du: 11)
Rasulullah pernah bersabda “amal duniawi yang dilakukan
oleh manusia untuk kepentingan hidupnya dan usaha yang dikerjakan untuk
kebutuhan diri sendiri dan keluarga termasuk ibadah serta sarana untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Semua orang yang bekerja dapat
menjadikan pekerjaan dan segala aktivitasnya sebagai ibadah asalkan mereka
berpegang pada ketentuan berikut:
a. Harus
menyesuaikan semua pekerjaannya dengan aturan agama yang berlaku dalam ajaran
Islam.
b. Sebelum
melakukan pekerjaan hendaknya memulainya dengan niat yang suci dan hati yang tulus.
c. Setiap
pekerjaan hendaklah dilakukan dengan baik dan benar.
2.5 Nilai-Nilai
Positif Dari Kerja Keras Dalam Fenomena Kehidupan
Kerja keras, selain memiliki peranan penting bagi kehidupan
manusia, juga mengandung nilai-nilai positif yang dapat mendatangkan manfaat
bagi pelakunya. Di antara nilai-nilai positif kerja keras adalah sebagai
berikut:
a. Memiliki keimanan yang kuat dalam hati, sehingga tidak mudah
tergoda oleh bisikan dan rayuan setan, ketika menjalankan suatu pekerjaan.
b. Memiliki kesabaran yang kuat sehingga tidak tergesa-gesa.
Tergesa-gesa merupakan perbuatan setan yang harus dihindari. Selain itu, setiap
pekerjaan memerlukan ketekunan dan ketelitian, agar mendapatkan hasil yang
baik.
c. Memiliki
keyakinan dalam hati bahwa bekerja yang baik sesuai ajaran Islam termasuk
ibadah, yang kelak akan mendapat pahala dari Allah SWT.
d. Senantiasa
berusaha sebisa mungkin agar pekerjaan tidak akan menyimpang dari ajaran islam, sehingga
selain mendapatkan hasil yang bagus juga tidak melanggar aturan agama.
e. Selalu
waspada dan bersikap hati-hati dalam bekerja, agar tidak mendatangkan kerugian,
baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
2.6 Perilaku yang
Mencerminkan Orang yang Bekerja Keras
Setiap
Muslim yang beriman, hendaknya berusaha membiasakan diri bersikap perilaku
kerja keras. Sebagaimana diketahui, Islam telah mengajarkan kepada umatnya agar
mau bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat dan
berusaha membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras dalam hidupnya
sehari-hari.
Untuk
dapat membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras, ada baiknya diperhatikan
terlebih dahulu beberapa hal berikut ini.
a. Biasakan
bergaul dengan orang-orang yang mempunyai perilaku kerja keras. Sebaliknya,
hindari pergaulan dengan mereka yang memiliki perilaku pemalas dan penghayal
berat.
b. Selalu ingat dan berpegang teguh pada aturan tata cara
bekerja yang baik menurut ajaran Islam, agar dalam melakukan suatu pekerjaan
tidak menyimpang atau melanggar ketentuan agama.
c. Biasakan
bersikap terbuka akan masukan, kritikan, teguran atau nasihat dari pihak
manapun yang tujuannya baik, terutama yang mengingatkan kita ketika lupa atau
salah.
d. Selalu
menjaga diri dari sikap perilaku tercela, baik ketika bekerja maupun di luar
waktu bekerja, sehingga akhlak seorang beriman akan tetap terjaga dari
perbuatan keji dan mungkar.
e. Selalu
bersedia mengingatkan orang lain yang sedang lupa atau salah melanggar aturan
bekerja, seraya melakukannya dengan cara-cara yang santun dan terhormat.
f. Panjatkan
doa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan dapat bersikap perilaku kerja keras
dalam menjalani kehidupan. Sebab tidak ada kebahagiaan yang dating dari langit
tanpa ada usaha dan kerja keras.
g. Mulailah
membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras dari sekarang, agar kelak
setelah dewasa menjadi orang yang sukses.
2.7 Hikmah
Bekerja Keras
Allah SWT memerintahkan supaya kita bekerja keras karena
banyak himah dan manfaatnya, baik bagi orang yang bekera keras maupun terhadap
lingkungannya. Di antara hikmah bekerja keras tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi diri, baik berupa bakat,
minat, pengetahuan, maupun keterampilan.
2. Membentuk
pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin.
3. Mengangkat
harkat martabat dirinya baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
4. Meningkatkan
taraf hidup orang banyak serta meningkatkan kesejahteraan.
5. Kebutuhan
hidup diri dan keluarga terpenuhi.
6. Mampu hidup layak.
7. Sukses
meraih cita-cita
8. Mendapat
pahala dari Allah, karena bekerja keras karena Allah merupakan bagian dari
ibadah.
2.8 Membiasakan Perilaku Kerja Keras
Untuk dapat memilki sikap kerja keras,
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Selalu menyadari bahwa hasil yang
diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia daripada menerima
pemberian orang lain.
2. Islam memuji sikap kerja keras dan
mencela meminta-minta (kecuali jika terpaksa).
3. Memiliki semboyan tidak suka
mempersulit orang lain dengan mengharapkan bantuannya.
4. Menyadari sepenuhnya bahwa memberi
lebih mulia daripada meminta.
2.9 Manfaat Kerja Keras
Sikap kerja keras akan membawa keberhasilan dalam segala
usaha. Jika hal itu dilaksanakan seorang murid, ia akan memperoleh prestasi
yang tinggi. Jika dilaksanakan seorang karyawan, ia akan memperoleh karier dan
jabatan yang baik. Jika dilaksanakan seorang pemimpin, ia akan menjadi pemimpin
yang berhasil dan dicintai rakyatnya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian tersebut, kesimpulannya adalah :
1. Kerja keras merupakan akhlak Terpuji yang seharusnya
dimiliki oleh setiap orang, terutama bagi seorang pelajar dalam proses
pendidikan.
2. Akhlak terpuji tersebut tidak hanya bentuk
pemahaman konsep akan tetapi juga diimplementasikan atau diaplikasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari, terutama sebagai umat muslim dalam mencetak prestasi
bagi dunia peradaban Islam.
3. Akhlak Terpuji tersebut merupakan refleksi dari beberapa
sifat-sifat atau akhlak terpuji yang merupakan kepribadian Rasulullah saw. Yang
perlu kita teladani.
3.2 Kritik dan Saran
Makalah ini sungguh kurang dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan penulisan makalah
yang selanjutnya agar lebih baik. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Alfat, dkk. 2003. Aqidah Akhlak. Semarang:
PT. Toha Putra
Ibrahim dan Darsono. 2009. Membangun
Akidah dan Akhlak. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Multahim, dkk. 2007. Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Yudistira
Tim
Penulis. 2009. Materi Inti dan Soal Jawab Pendidikan Agama Islam. Solo : PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Yunsirno. 2010. Keajaiban
Belajar. Pontianak: Pustaka Jenius Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar