PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL
1. Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga memiliki fungsi mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat, seperti melanjutkan keturunan/reproduksi. Keluarga merupakan fokus umum dari pola lembaga sosial. Hampir dalam setiap masyarakat, keluarga merupakan pusat kehidupan secara individual, dimana di dalamnya terdapat hubungan yang intim dalam derajat yang tinggi.
Dalam hal melaksanakan fungsi sosial kemasyarakatan, lembaga keluarga memiliki peranan penting untuk memperoleh pengakuan eksistensinya dari masyarakat. Artinya, keluarga berfungsi baik bagi kelangsungan keluarganya sendiri, maupun secara kemasyarakatan. Pada dasarnya, lembaga keluarga memiliki fungsi pengaturan hubungan biologis, reproduksi, sosialisasi, afeksi, ekonomi, kontrol, proteksi, penentu kedudukan dan status, dan fungsi perlindungan. Masing-masing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Fungsi Pengaturan Hubungan Biologis
Dalam fungsi pengaturan hubungan biologis, manusia mempunyai kelebihan dengan binatang dalam hal daya nalar, budi, serta hati nurani, yang mendorong manusia tidak saja berjalan berdasarkan pada insting atau kebutuhan mendesak sesaat belaka. Masyarakat menganggap hubungan biologis itu sah apabila dua orang yang berlainan jenis tersebut telah menjadi suami-istri secara resmi.
b. Fungsi Reproduksi
Bukanlah suatu hal yang naif apabila keluarga ditinjau dari fungsi seksualnya memiliki peranan dalam melanjutkan keturunan. Apabila fungsi seksualnya tidak berjalan, maka tidak akan terbentuk keluarga yang normal, dalam arti tidak dapat meneruskan keturunan. Meskipun dapat ditempuh dengan cara mengadopsi, namun makna yang sesungguhnya akan tetap lain seperti halnya mereka yang dapat melanjutkan keturunan.
c. Fungsi Sosialisasi
Berdasarkan fungsi ini, keluarga adalah tempat untuk membesarkan anak secara normal dan wajar. Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga harus menjadi sarana bagi terjadinya proses sosialisasi yang sempurna, sehingga anak dapat berperilaku normal sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Apabila masa anak yang sedang mengalami proses sosialisasi tidak diperhatikan dengan baik, maka akan ada kecenderungan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang menyimpang atau tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang seharusnya. Dampaknya, anak tidak memiliki kepribadian sebagaimana yang sesungguhnya diharapkan oleh keluarga.
d. Fungsi Afeksi
Lembaga keluarga memiliki fungsi afeksi dalam rangka memenuhi kebutuhan rohaniah anggota keluarga. Manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah dapat berupa hal-hal yang bersifat materiil. Sedangkan kebutuhan rohaniah dapat berupa hal-hal yang menyangkut psikologis atau kejiwaan, dan yang utama adalah kebutuhan spiritual. Sebagai suatu keluarga, maka perlu ditimbulkan rasa kasih sayang terhadap anggota keluarga lainnya. Jika anak terlahir karena adanya cinta kasih antara suami dan istri, maka setelah ia lahir juga membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Fungsi afeksi inilah yang nantinya menumbuhkan perasaan saling menyayangi antara suami dan istri, anak terhadap orang tua, dan sebaliknya, juga kasih sayang kakak dan adik. Fungsi inilah yang betul-betul dibutuhkan oleh setiap anggota keluarga untuk dapat menjalani hidup dengan normal.
e. Fungsi Ekonomi
Dalam lembaga keluarga, kegiatan kesehariannya tidak akan terlepas dari kegiatan-kegiatan ekonomi. Setelah terbentuk suatu lembaga melalui perkawinan, maka untuk mempertahankan kehidupannya keluarga harus mampu melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Dalam kegiatan ekonomi, siklusnya tidak dapat dilepaskan dari masalah produksi, distribusi, dan konsumsi. Apabila perilaku konsumsinya tidak sebanding atau lebih besar dari usaha produksinya, maka akan terjadi ketimpangan, dimana keluarga tidak akan memiliki sistem ekonomi yang kokoh. Normalnya, adanya keseimbangan antara produksi, distribusi, dan konsumsi. Perihal kegiatan ekonomi, biasanya terdapat pembagian tugas yang jelas pada setiap anggota keluarga. Hal ini dapat kita lihat secara nyata dalam masyarakat pertanian, dimana sekeluarga orang tua dan anak bekerja bersama dalam mengolah pertanian dengan jenis pekerjaan yang disesuaikan. Ini menunjukkan bahwa sistem produksi berjalan dengan baik dan nantinya seluruh anggota keluarga pula yang mengkonsumsinya atau menikmati hasilnya.
f. Fungsi Pengawasan/Kontrol
Lembaga keluarga harus mampu menjalankan fungsi pengawasan terhadap perilaku seluruh anggota keluarga. Pengawasan ini sangat penting mengingat dalam lembaga keluarga selalu tumbuh permasalahan- permasalahan atau dinamika keluarga yang apabila tidak ada kontrol sosial maka dampaknya akan fatal. Orang tua harus mengawasi perilaku dan perkembangan anaknya. Suami dengan istri atau sebaliknya juga harus saling mengontrol, bahkan anak terhadap orang tua juga harus saling mengontrol agar tidak terjadi penyimpangan keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
g. Fungsi Proteksi
Lembaga keluarga memiliki fungsi proteksi terhadap kehidupan anak-anak sebagai individu. Orang tua harus mampu memberi rasa aman serta nyaman terhadap anak-anaknya. Anak akan merasa tenang lahir dan batinnya jika orang tua mampu menciptakan suasana aman. Dalam situasi yang aman, orang tua harus mampu memberikan arahan yang baik bagi masa depan anak-anaknya. Peranan keluarga dalam menentukan masa depan anak sangat besar, mengingat keluargalah yang menanggung risiko kebaikan dan keburukan atas dampaknya.
h. Fungsi Penentu Kedudukan dan Status
Dalam hal fungsi penentu kedudukan atau status, setiap orang memiliki status dalam kehidupan bermasyarakat. Kepemilikan status diperoleh berdasarkan bawaan (ascribed status), dimana kedudukan ini diwariskan secara turun-temurun. Kemampuan anak untuk mengejar kedudukan berdasarkan prestasinya tidak akan terlepas dari bantuan orang lain, dalam hal ini adalah keluarga. Kemampuan anak untuk meraih prestasi dalam kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh tuntutan dasar yang didapatnya di dalam keluarga.
i. Fungsi Perlindungan
Fungsi perlindungan diberikan keluarga tidak saja berupa perlindungan fisik saja, melainkan juga secara psikis. Fungsi perlindungan dari keluarga hanya akan terasa apabila dalam keluarga merasakan hal yang sama di dalam rumah, yaitu rasa tenteram dan damai, hal ini dapat diberikan apabila suasana keluarga penuh dengan suasana kasih sayang dan harmonis dalam keluarga.
Seiring perubahan dan perkembangan masyarakat yang disebabkan oleh adanya industrialisasi dan modernisasi, fungsi keluarga mengalami pergeseran-pergeseran dalam peranannya.
Pergeseran fungsi keluarga terdapat dalam fungsi keluarga sebagai berikut.
1. Fungsi Pendidikan
Pada fungsi pendidikan, dahulu keluarga merupakan satu-satunya intisari pendidikan. Fungsi keluarga ini telah mengalami banyak perubahan. Secara informal, fungsi pendidikan keluarga masih tetap penting, namun secara formal, fungsi pendidikan sudah tergeser dengan adanya perkembangan dalam spesialisasi pendidikan.
2. Fungsi Rekreasi
Refleksi dari fungsi rekreasi, dahulu keluarga merupakan tempat rekreasi terhadap anggota-anggotanya, setelah disibukkan seharian dengan segala aktivitas.
Dengan perubahan dan perkembangan masyarakat yang lebih kompleks, tergantikan oleh lembaga-lembaga yang lain, seperti gedung bioskop, panggung sirkus, night club, dan lain-lain. Pergeseran ini menurunkan keharmonisan hubungan antar-anggota keluarga dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.
3. Fungsi Keagamaan
Dahulu keluarga merupakan pusat pendidikan upacara dan ibadah agama bagi para anggotanya, di samping peranan yang dilakukan oleh institusi agama. Proses sekularisasi dalam masyarakat dan merosotnya pengaruh institusi agama menimbulkan kemunduran fungsi keagamaan keluarga.
4. Fungsi Perlindungan
Dalam hal ini, keluarga berfungsi sebagai tempat perlindungan dan perawatan baik secara fisik maupun sosial. Sekarang pada sebagian masyarakat fungsi ini diambil alih oleh lembaga yang lain, seperti tempat perawatan anak-anak cacat tubuh dan mental, anak yatim piatu, anak- anak nakal, orang lanjut usia, dan lain-lain.
2. LEMBAGA PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi strategis untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Berdasarkan Teori Harton dan Hunt, lembaga pendidikan memiliki dua fungsi, yakni fungsi manifest dan fungsi laten pendidikan.
a. Fungsi Manifest
Fungsi manifest pendidikan merupakan fungsi yang dipandang dan diharapkan akan dipenuhi oleh lembaga itu sendiri, yaitu menyangkut:
1. Transmisi kebudayaan.
2. Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
3. Integrasi sosial. Inovasi sosial.
4. Perkembangan kepribadian anak.
5. Memberi landasan penilaian dan pemahaman status relatif.
1. Transmisi Kebudayaaan
Transmisi kebudayaan masyarakat kepada anak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Transmisi pengetahuan dan keterampilan.
b. Transmisi sikap, nilai-nilai, dan norma-norma.
Pertama, transmisi pengetahuan ini mencakup tentang pengetahuan bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan sosial, penemuan-penemuan teknologi, dan lain sebagainya.
Pengertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada mengajarkan bagaimana dengan proses belajar, melainkan bagaimana menemukan sesuatu yang baru. Di sekolah, tidak hanya pengetahuan dan keterampilan saja yang diberikan melainkan lebih dari itu, transmisi ini juga mengajarkan, mengenalkan tentang bagaimana bersikap, bagaimana apresiasi terhadap nilai dan norma sosial. Transmisi sikap, nilai-nilai, dan norma itu dipelajari secara formal melalui situasi formal di kelas melalui contoh-contoh isi cerita buku- buku bacaan, sikap dan keteladanan guru, dan kreativitas dalam kelas. Melalui pelajaran Sosiologi misalnya, dengan mempelajari nilai dan norma yang ada di masyarakat, berarti telah terjadi transmisi kebudayaan.
2. Memilih dan Mengajarkan Peranan Sosial
Dalam kondisi masyarakat yang bagaimanapun bentuknya, akan mengenal adanya deferensiasi dan spesialisasi dalam pekerjaan. Perkembangan dan perubahan masyarakat yang disertai dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya spesialisasi dalam pekerjaan. Menghasilkan tenaga kerja yang berspesialisasi merupakan tugas dari sekolah sebagai lembaga pendidikan profesional.
3. Integrasi Sosial
Dalam masyarakat yang kompleks dan memiliki heterogenitas dan pluralistik, integrasi sosial merupakan fungsi yang terpenting. Bangsa kita yang terdiri dari bermacam agama, kebudayberbeda, serta adat-istiadat yang berbeda pula, menuntut adanya fungsi manifest pendidikan. Dalam keadaan yang demikian, bahaya disintegrasi akan muncul setiap saat dan setiap waktu. Untuk mengukuhkan integrasi bangsa, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Sekolah perlu mengajarkan bahasa nasional, yaitu bahasa
Indonesia. Dengan bahasa nasional, maka setiap orang akan berkomunikasi dan berinteraksi dengan mudah antara suku-suku yang berbeda dalam masyarakat. Dengan demikian, bahasa nasional berfungsi sebagai bahasa pemersatu bangsa.
b. Sekolah mengajarkan pengalaman-pengalaman yang mendidik kepada peserta didik melalui pengembangan kurikulum, buku- buku pelajaran, dan buku bacaan di sekolah. Pengalaman langsung akan sangat membantu peserta didik dalam meresapi arti penting pendidikan, sehingga pada gilirannya dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Sekolah mengajarkan kepada peserta didik corak kepribadian nasional melalui pelajaran Sosiologi, Sejarah, Geografi Nasional, upacara-upacara peringatan momen bersejarah, dan peringatan hari-hari besar nasional.
d. Sekolah harus mengajarkan sikap bela negara, patriotisme, dan nasionalisme melalui pengajaran yang strategis, seperti pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Sejarah, dan pelajaran-pelajaran lain yang relevan.
4. Inovasi Sosial
Dengan adanya pendidikan dan pelatihan melalui kegiatan penelitian, diharapkan akan mampu menemukan sesuatu yang baru untuk pembaharuan dalam masyarakat, baik inovasi dalam lapangan dan teknologi, kemajuan ilmu pengetahuan, maupun dinamika kehidupan masyarakat. Fungsi ini akan tampak menonjol pada perguruan tinggi melalui kegiatan penelitian. Namun demikian, di kalangan peserta didik atau sekolah juga kegiatan penelitian sangat terbuka lebar dalam rangka proses inovasi sosial. Inovasi sosial tidak mengharuskan pada masalah-masalah yang besar, melainkan juga dapat dilakukan terhadap masalah-masalah yang konkret, yang ada dalam lingkungan sekitar kita.
5. Perkembangan Kepribadian Anak
Pendidikan sekolah tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan mempengaruhi perkembangan intelek anak saja, melainkan juga harus memperhatikan perkembangan watak anak melalui latihan kebiasaan dan tata tertib, pendidikan agama, dan budi pekerti. Kepribadian anak dapat dibangun melalui lembaga pendidikan. Hal demikian diperlukan mengingat anak atau peserta didik merupakan individu yang sedang berkembang, sehingga perlu ada pengendali atau pengarahan dari orang lain. Tanpa adanya arahan yang baik, maka perkembangan kepribadian anak tidak akan normal.
6. Memberi Landasan Penilaian dan Pemahaman Status Relatif
Untuk melakukan suatu interaksi, individu harus menempatkan diri pada suatu posisi tertentu dalam masyarakat. Dalam setiap pergaulan, agar seseorang dapat menempati posisinya, ia harus memiliki landasan penilaian dan pemahaman tentang status atau kedudukan anggota masyarakat yang ada. Misalnya, seseorang yang akan mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat setidaknya harus memahami siapa yang dihadapinya, apakah pelajar, mahasiswa, pegawai, pejabat negara, pedagang, atau petani.. Tumbuhnya penyesuaian diri ini disebabkan oleh keinginan anggota masyarakat untuk saling mempengaruhi. Seseorang yang memiliki pemikiran yang luas, ia akan menyadari bahwa pemenuhan kebutuhan dirinya tidak dapat dipenuhi sendiri melainkan dipengaruhi oleh orang lain yang ada di sekelilinginya. Dengan memahami posisi dirinya dalam masyarakat, maka manusia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Fungsi manifest ini merupakan fungsi langsung yang tampak dan dapat dirasakan kegunaannya oleh masyarakat. Beberapa fungsi manifest ini dapat dilihat pada:
a. Membantu orang untuk mempertahankan kehidupannya.
b. Menjadikan orang mampu mengembangkan potensinya, baik dalam
rangka membangun dirinya maupun masyarakat.
c. Melestarikan kebudayaan melalui regenerasi.
d. Mengembangkan pola pikir rasional.
e. Mengembangkan sikap kritis dan tanggap terhadap situasi.
f. Membangun sikap demokratis.
g. Membangun intelektual dan mentalitas.
h. Membangun kemampuan adaptasi.
i. Menumbuhkan sikap nasionalisme.
j. Memupuk rasa persatuan dan kesatuan.
k. Membentuk integritas dan kepribadian.
b. Fungsi Laten Pendidikan
Fungsi ini merupakan fungsi tidak langsung karena tidak serta- merta dirasakan oleh masyarakat. Pendidikan dalam waktu yang relatif lama dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi menghambat kemandirian atau kedewasaan anak. Sepanjang menempuh pendidikan formal, anak pada umumnya masih tergantung kepada orang tua, terutam formal, anak pada umumnya masih tergantung kepada orang tua, terutama yang berkaitan dengan pembiayaan.
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah fungsi dari konsekuensi lembaga pendidikan yang tidak dikehendaki dan dapat diramalkan, yaitu:
1. Perpanjangan masa ketidakdewasaan, dengan demikian menunda
peralihan masa kedewasaan anak.
Pelanjutan sekolah anak berarti menunda masuknya anak dalam
dunia kerja, yang menyebabkan ketergantungan pada keluarga. Ketergantungan inilah yang akan berdampak bagi proses sosial anak sebagai generasi muda.
2. Melunturnya budaya hormat dan berbakti kepada orang tua. Dengan demikian, proses sosialisasi yang terjadi pada anak tidak dapat diketahui atau dikontrol oleh keluarga (hilangnya fungsi
kontrol keluarga).
3. Menjadi saluran bagi mobilitas sosial dalam masyarakat.
Seseorang yang berasal dari kalangan bawah, melalui lembaga pendidikan dapat mengejar cita-cita menjadi seorang yang profesional dan dapat menempati kalangan atas, misalnya menjadi pegawai tinggi.
4. Melemahnya pengawasan orang tua.
Dengan keluar dari daerah atau kota untuk melanjutkan
pendidikan sehingga membentuk lingkungan sendiri yang terpisah dari lingkungan keluarga, akan menghilangkan kontrol sosial keluarga terhadap anak. Lemahnya pengawasan orang tua ini akan berdampak pada pembentukan identitas baru pada anak, yakni proses penyesuaian diri dengan lingkungan barunya.
5. Mempertahankan sistem kelas sosial.
Dengan pendidikan yang diperoleh seseorang, orang dapat
mempertahankan sekaligus meningkatkan status sosial tersebut. Tetapi tergantung dari sudut penilaian atau sudut pandang masyarakat yang bersangkutan.
6. Tempat bernaungnya beberapa pendapat “kritis” di kampus. Selama ini mahasiswa dianggap sebagai ujung tombak dalam kontrol sosial, terutama dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan banyaknya organisasi mahasiswa yang bernaung dalam lembaga pendidikan, terutama pada universitas-universitas,
maka budaya kritis dapat dipertahankan.
3. LEMBAGA POLITIK
Sebagai lembaga politik, setiap negara menyelenggarakan fungsinya sebagai negara. Adapun fungsi negara adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penertiban dan keamanan negara, dimana untuk mencapai
tujuan bersama dan mencegah terjadinya disintegrasi bangsa maka negara
harus berperan melaksanakan penertiban.
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
c. Pertahanan.
d. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan peradilan.
Sedangkan menurut Mac Iver, fungsi negara dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Ketertiban.
b. Perlindungan.
c. Pemeliharaan dan perkembangan.
Sementara lembaga politik sebagai pelaksana dari kekuasaan, memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
a. Membentuk norma-norma kenegaraan berupa undang-undang yang
disusun oleh legislatif.
b. Melaksanakan norma yang telah disepakati.
c. Memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik bidang pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan, keamanan, dan lain sebagainya.
d. Mempertahankan kedaulatan suatu negara dari serangan bangsa lain.
e. Menumbuhkan kesiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan
bahaya.
f. Menjalankan diplomasi untuk berhubungan dengan bangsa lain, dan lain
sebagainya.
4. LEMBAGA AGAMA
Dalam kehidupan sosial, lembaga agama memiliki peranan yang besar dalam membentuk identitas kemasyarakatan. Agama tidak hanya menyangkut hubungan manusia dengan Tuhannya saja, tetapi juga menyangkut hubungan antara sesama manusia
Dalam menjalin hubungan yang baik antar sesama manusia, maka diperlukan norma-norma yang berlandaskan pada agama. Begitu pula dengan lembaga agama sebagai suatu lembaga, memberikan kontribusi yang besar terhadap penerapan agama dengan sebaik-baiknya. Secara implisit, fungsi lembaga agama ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman umat manusia untuk berhubungan secara baik dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia.
2. Mendorong terciptanya norma-norma yang baik dalam masyarakat.
3. Memberikan kekuatan moral untuk mencari identitas diri dalam
masyarakat.
4. Mengendalikan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
5. Mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Menciptakan kedamaian dan ketenteraman dalam masyarakat.
5. LEMBAGA EKONOMI
Ekonomi adalah segi yang vital dalam menunjang kehidupan masyarakat di suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus didapat oleh individu dalam mempertahankan hidupnya. Masyarakat yang memiliki tingkat kenyamanan pasti memiliki sistem perekonomian yang sempurna yaitu ada keseimbangan antara kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Oleh karena itu untuk menjaga tingkat kesempurnaan maka dibentuknya lembaga ekonomi. Peran dan fungsi lembaga ekonomi dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Menjaga kesetabilan kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
b. Mengusahakan terpenuhinnya kebutuhan hidup setiap individu dalam
masyarakat.
c. Mengatur pendistribusian kebutuhan dalam masyarakat.
d. Menyelesaikan permasalahan-permasalahn yang bersifat ekonomi dalam
masyarakat.