Sabtu, 28 Januari 2017

perbedaan fiksi dan nonfiksi



PERBEDAAN FIKSI DAN NONFIKSI
Karangan fiksi adalah karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiki atau cerita rekaan biasanya berbentuk roman, novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah atau fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah.

Ciri-ciri karangan fiksi :
- berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya
- dipengaruhi oleh subyektivitas pengarangnya.
- bahasa bermakna denotatif (yaitu makna sebenarnya) juga konotatif, asosiatif (yaitu makna tidak sebenarnya), ekspresif (yaitu memberi bayangan suasana pribadi pengarang), sugestif (yaitu bersifat mempengaruhi pembaca), dan plastis (yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca).

Karangan nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang
benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ciri-ciri tulisan nonfiksi :
- biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan sebagainya.
- Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf obyektivitas yang tinggi, berusaha menarik dan
menggugah nalar (pikiran) pembaca.
- Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.






contoh karangan fiksi

SINGLE

Yaya adalah seorang gadis riang dan jenaka. Ia cerdas juga berbudi pekerti mulia. Ia anak semata wayang dari pasangan yang sangat harmonis. Kehidupannya adalah dambaan gadis sebayanya. Parasnya cantik dan selalu dipuja-puja para lelaki. Ia adalah sosok sempurna yang menjadi idola orang-orang disekitarnya. Sehari-hari Yaya bekerja sebagai bidan di kampungnya. Ia membuka praktik mandiri di rumahnya. Ia jarang menerima uang sebagai bayaran atas jasanya mengobati dan membantu melahirkan ibu-ibu di kampung itu. Niatnya yang sungguh mulia sebagai tenaga kesehatan tak diragukan lagi. Kadang kala, penduduk kampung membawakannya sayuran atau buah-buahan hasil panen sebagai rasa terimakasih mereka. Sosoknya yang mulia dan sempurna itu membuat hati para pemuda tak bisa menahan diri untuk melamarnya. Sudah banyak pemuda kampung yang ditolaknya dengan alasan bahwa Yaya belum siap menikah dan masih ingin memberikan waktunya lebih lama lagi sebagai sukarelawan kesehatan di kampung itu.
Suatu hari, ibunda Yaya menasehati Yaya untuk segera menikah karena usianya pada saat itu sudah memasuki 27 tahun. Yaya bingung dan merasakan dilemma. Jauh di lubuk hati nya yang paling dalam ia sangat ingin mewujudkan keinginan orang tuanya, namun di sisi lain belum ada pria yang ia anggap sesuai dengan yang ia harapkan. Yaya berjanji pada ibunya bahwa ia akan segera menikah apabila telah bertemu dengan sosok yang ia rasa mampu menjadi pemimpinnya.
Seminggu kemudian, Yaya pergi ke kota untuk membeli stok obat-obatan di sebuah apotek besar. Ia duduk dengan tenang menunggu nomor antriannya mendapat giliran menerima obat yang telah dipesannya. Untuk menghilangkan rasa bosan, akhirnya ia membaca majalah dan Koran yang tersedia di atas meja. Lalu, ada seorang pria yang duduk di sebelahnya. Ia berkata bahwa wajah Yaya tidak asing, seperti ia pernah melihat Yaya di suatu tempat. Namun Yaya tidak mengenali pria itu barang sedikitpun. Yaya bertanya-tanya dalam hati tentang siapa gerangan pria itu. Akhirnya mereka berbincang dan di tengah perbincangan, sang pria menyadari suatu hal bahwa ia pernah melihat Yaya menjadi bintang tamu di salah satu stasiun TV swasta setahun silam. Sang pria sangat hafal dengan Yaya karena baginya Yaya adalah sosok yang sangat menginspirasi anak muda. Kemudian mereka bertukar kartu nama dan pria itu pergi setelah mendapat telpon.
Yaya membaca kartu nama yang diberi oleh sang pria dan dia terkejut bahwa pria yang baru saja ia ajak bicara barusan adalah seorang dokter bedah syaraf. Kini giliran Yaya yang terkagum-kagum dengan sosok pria itu. Perkenalan singkat itu hanya terjadi begitu saja. Tidak ada kontak melalui telepon ataupun pesan singkat. Tak ada pula surat elektronik yang masuk ke akunnya. Ketika Yaya sudah lupa dengan sosok dokter muda dan tampan itu, tiba-tiba muncul pesan singkat dari dokter tersebut yang mengatakan ingin berkunjung ke kampung dimana Yaya tinggal dan bekerja. Dengan senyum bahagia, Yaya mengizinkannya.
Tepat hari Minggu, dokter muda dan tampan itu datang dengan beberapa mobil. Hal tersebut cukup membuat Yaya dan keduanya heran dan menerka-nerka siapakah yang berkunjung dengan membawa mobil seramai itu. Mereka berpikir bahwa ada kunjungan dari pemerintah dan pejabat Negara yang ingin melakukan survey di kampung mereka. Terkejutlah Yaya ketika melihat sanga dokter muda turun dari mobilnya membawa kedua orang tua dan cukup banyak anggota keluarga. Setelah mereka masuk rumah dan berbincang, diketahuilah bahwa dokter muda bedah syaraf tersebut datang dengan maksud meminang Yaya. Kaget dan gembira menyelimuti hati Yaya. Tentu saja itu juga terpancar dari kedua mata orang tua Yaya. Momen yang ditunggu datang juga ketika anak semata wayangnya itu berucap bersedia untuk menikah. Wajah kedua orang tua sang pria pun tampak lega. Suasana menjadi haru bahagia. Acara pernikahanpun dilaksanakan 2 minggu setelah pelamaran tersebut.










CONTOH KARANGAN NON FIKSI
Biografi Chairul Tanjung
Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1962. Orang tua Chairul Tanjung bernama A.G Tanjung (Ayah) yang berketurunan Batak sedangkan ibunya bernama Halimah adalah orang Sunda tepatnya Sukabumi.

Awalnya keluarga Chairul Tanjung adalah keluarga yang berlebih, ayahnya adalah seorang wartawan di jaman Presiden Soekarno dan juga menerbitkan majalah lokal yang oplahnya lumayan. Namun kemudia saat era Soeharto, surat kabar dari ayah Chairul Tanjung dicurigai sebagai antek orde lama dan akhirnya dipaksa untuk tutup.

Dari sinilah perekonomian keluarganya menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Rumah yang cukup luas yang didiami keluarganya terpaksa harus dijual untuk membayar hutang dan memenuhi kebutuhan hidup. Akhirnya Chairul Tanjung bersama saudara dan orang tuanya harus pindah ke kamar losmen yang sangat sempit.


Walau tengah dihimpit kesulitan ekonomi namun ayah dan ibunya ingin anak-anaknya mengenyamm pendidikan setinggi mungkin. Oleh karena itu saat Chairul lulus dari SMA Boedi Oetomo pada tahun 1981, ia kemudian melanjutkan studinya di Kedokteran gigi Universitas Indonesia.  Chairul termasuk mahasiswa yang pandai. Ia sempat mendapat penghargaan sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional pada tahun 1984-1985.
Kuliah Sambil Berbisnis
Untuk menopang uang sakunya yang jauh dari cukup, Chairul pun berkuliah sambil berbisnis. Awalnya ia berjualan buku kuliah stensilan, kemudian juga berjualan kaos. Ia bersama temannya kemudian juga membuka usaha foto copy di kampusnya. Ia juga membuka kios di daerah Senen Raya Jakarta Pusat yang menyediakan aneka kebutuhan dan peralatan kedokteran dan laboratorium.

Walau ia harus mmebagi waktu antara kuliah dan berbisnis, namun Chairul bisa menyelesaikan kuliah nya di kedokteran gigi dengan baik. Ia kemudian menyandang gelar Sarjana kedokteran dibelakang namanya. Namun karena darah bisnis rupanya lebih kental, ia kemudian memutuskan untuk menjemput rejeki dari bisnis bukan sebagai dokter gigi.

Chairul kemudian lebih memantabkan bisnisnya dengan mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga temannya pada tahun 1987. Bisnis ini bermodalkan hutangan dari bank Exim sebesar 150 juta. Perusahaan Chairul dan temennya ini memproduksi sepatu anak-anak untuk diekspor. Mereka patut berbangga karena begitu mendirikan usaha ini mereka langsung menerima orderan sebesar 160 ribu pasang sepatu dari Itali. Namun kemudian Chairul memutuskan untuk berpisah dan mendirikan usaha sendiri karena ternyata ketiga temannya memiliki visi yang berbeda dengan dirinya.
Membentuk Konglomerasi
Chairul Tanjung kemudian mendirikan perusahaann sendiri yang bergerak dibidang media yaitu mendirikan Trans TV. Chairul Tanjung sangat pandai dalam membangun jaringan . Perusahaannya ini semakin maju dan akhirnya berhasil membuat suatu konglomerasi yang kemudian diberi nama Para Group. Para Group sendiri kemudian membagi tiga ladang usahanya yaitu dibidang keuangan, properti, multimedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar