1. Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Lagu Tradisional :adalah Lagu yang lahir
dan berkembang di daerah-daerah tertentu dan menjadi populer dan belum
mengalami perubahan ataupun tambahan teknologi, menggunakan alat musik
tradisional dan menggunakan bahasa khas suku tertentu.
Alat musik tradisional adalah
alat musik yang sengaja dibuat dan dikembangkan oleh masyarakat sekitar dan
turun temurun ke generasi berikutnya dan alat musik tradisional dapat memiliki
ciri khas bagi daerah tersebut.
2.
Fungsi musik tradisional :
a.
Sebagai
Sarana Upacara Adat.
Musik
tradisional biasa digunakan untuk mendukung kegiatan upacara adat.
Bunyi-bunyian yang dihasilkan sangat mungkin untuk mendukung kegiatan yang
bersifat magis atau kegiatan adat lainnya., dengan musik kekhusukan upacara
adat akan semakin terbangun.
b.
Sebagai
Pengiring Tari atau Pertunjukan Lainnya.
Dengan
iringan musik, pertunjukan tari, drama, atau bentuk-bentuk pertunjukan lainnya
akan semakin hidup. Iringan yang ditampilkan menambah suasana yang ingin
dibangun dalam setiap pertunjukan.
c.
Sebagai
Media Komunikasi
Fungsi seni sebagai media komunikasi merupakan manfaat yang paling dasar dalam
terciptanya sebuah musik tradisional. Setiap musik menciptakan kesan tersendiri
yang telah disepakati bersama dalam masyarakat tersebut. Sering sekali musik
menjadi sarana untuk memberikan informasi kepada sesama penghuni desa yang
tinggal di dalam jarak yang jauh.
d.
Sebagai
Media Hiburan dan Bermain
Fungsi ini paling sering muncul pada masyarakat pengguna musik tradisional.
Biasanya musik menjadi pilihan mereka untuk mendapatkan kesenangan hati. Ada
juga musik yang digunakan sebagai pendukung dalam permainan anak-anak.
e.
Sebagai Sarana Mencari Nafkah
Musik juga
berperan sebagai sarana mencari nafkah, terutama bagi para seniman. Beberapa
prasasti dan kesusastraan kuno ada yang menyebutkan adanya upah bagi para
pemain musik ini. Besar imbalan pada setiap pertunjukan tidak sama. Misalnya
dalam prasasti Bali kuno yang berbahasa Jawa kuno disebutkan tentang pembedaan
upah seniman keraton dan seniman luar keraton. Sampai sekarang para musisi,
penyanyi dan pencipta lagu juga tetap ada. Merekalah orang-orang yang mencari
nafkah lewat kesenian.
f.
Sebagai Sarana Perang
Musik juga
berpengaruh pada saat terjadinya perang. Bangsa barat menggunakan penabuh drum
sebagai pemberi semangat danb memberikan irama ketika prajurit berbaris.
Pentingnya peranan alat musik dalam kaitannya dengan perang juga banyak diberitakan dalam kesusastraan Jawa kuno. Dalam medan perang, sebuah ansambel musik dapat memberi semangat bertempur. Ini bisa kita jumpai pada Kakawin Kresnayana bahwa dengan tabeh-tabehan mempunyai fungsi menambah semangat dalam medan perang. Sebaliknya musik juga kadangkala bisa meruntuhkan semangat tempur lawan.
Pentingnya peranan alat musik dalam kaitannya dengan perang juga banyak diberitakan dalam kesusastraan Jawa kuno. Dalam medan perang, sebuah ansambel musik dapat memberi semangat bertempur. Ini bisa kita jumpai pada Kakawin Kresnayana bahwa dengan tabeh-tabehan mempunyai fungsi menambah semangat dalam medan perang. Sebaliknya musik juga kadangkala bisa meruntuhkan semangat tempur lawan.
g.
Sebagai Sarana Penghormatan
Peran musik
sebagai sarana penghormatan dijumpai dalam beberapa kitab kesusastraan kuno.
Kitab Bhismaparwa menyeburkan ketika Bhisma gugur perangpun berhenti dan
bunga-bunga bertaburan dari langit dengan diiringi bunyian alat musik. Sampai
sekarang musik digunakan sebagai penghormatan pada tamu agung, pengantin juga
orang-orang yang meninggal.
h.
Sebagai Sarana Sosial
Fungsi sosial dari
alat musik tradisional adalah alat musik digunakan sebagai mas kawin.
Barangkali di era sekarang pasti tidak akan kita jumpai, namun pada masa lampau
alat musik merupakan hal biasa sebagai alat mahar menjelang upacara pernikahan.
Dalam kitab Tantri Kamandaka bagian 16 menyebutkann bahwa ketika raja akan
melangsungkan perkawinan dengan putri sang patih, sang raja memberi sirih,
kipas, sangkha dan lain sebagainya.
Fungsi lagu tradisional
1.
Sarana upacara budaya (ritual)
Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Bunyi-bunyian dan nada-nada yang dihasilkan sangat memungkinkan untuk mendukung upacara budaya ( Ritual). Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat. Dari penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa musik tradisional dapat berfungsi sebagai sarana dalam suatu upacara budaya (Ritual).
Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Bunyi-bunyian dan nada-nada yang dihasilkan sangat memungkinkan untuk mendukung upacara budaya ( Ritual). Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat. Dari penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa musik tradisional dapat berfungsi sebagai sarana dalam suatu upacara budaya (Ritual).
2.
Sarana Hiburan
Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong- bondong mendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.
Pada jaman dahulu, pada masa kerajaan memerintah di daerah-daerah di Indonesia, setiap ada tamu kerajaan yang datang maka akan disambut oleh iringan-iringan musik tradisional sebagai upacara penyambutan dan sebagai sarana penghibur bagi para tamu kerajaan untuk melepas lelah.
Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong- bondong mendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.
Pada jaman dahulu, pada masa kerajaan memerintah di daerah-daerah di Indonesia, setiap ada tamu kerajaan yang datang maka akan disambut oleh iringan-iringan musik tradisional sebagai upacara penyambutan dan sebagai sarana penghibur bagi para tamu kerajaan untuk melepas lelah.
3.
Sarana Ekspresi Diri
Bagi para seniman musik (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.
Bagi para seniman musik (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.
4.
Sarana Komunikasi
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.
Pada jaman dahulu, musik digunakan sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya dalam peperangan, hal ini terlihat dari genderang yang mereka bawa pada saat peperangan. Bunyi dan ritme genderang disini bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang jenderal kepada penabuh genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan ada pula ritme untuk mundur. Dari penjelasan di atas jelas sekali bahwa musik dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi.
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.
Pada jaman dahulu, musik digunakan sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya dalam peperangan, hal ini terlihat dari genderang yang mereka bawa pada saat peperangan. Bunyi dan ritme genderang disini bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang jenderal kepada penabuh genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan ada pula ritme untuk mundur. Dari penjelasan di atas jelas sekali bahwa musik dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi.
5.
Pengiring Tarian
Musik dan tarian masing-masing mempunyai pola dan ritme yang saling berhubungan, suatu tarian tanpa diiringi irama musik maka akan terasa hampa (kosong) dan menyulitkan bagi sang penari karena mereka tidak mempunyai gambaran ritme dan tempo yang akan mereka gunakan untuk menuntun mereka dalam menari.
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh musik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.
Musik dan tarian masing-masing mempunyai pola dan ritme yang saling berhubungan, suatu tarian tanpa diiringi irama musik maka akan terasa hampa (kosong) dan menyulitkan bagi sang penari karena mereka tidak mempunyai gambaran ritme dan tempo yang akan mereka gunakan untuk menuntun mereka dalam menari.
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh musik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.
6.
Sarana Ekonomi
Bagi para musisi dan artis professional, musik adalah sarana penghidupan ekonomi mereka. Mereka dihargai lewat karya (lagu) yang mereka buat dan yang mereka mainkan. Semakin bagus dan semakin populernya suatu karya seni musik maka akan semakin tinggi penghargaan yang diberikan baik penghargaan dalam bentuk materiil maupun moral.
Dalam dunia industri musik, para musisi yang bekerja sama dengan industri rekaman, mereka akan merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia yang dapat menghasilkan pendapatan bagi mereka.
Bagi para musisi dan artis professional, musik adalah sarana penghidupan ekonomi mereka. Mereka dihargai lewat karya (lagu) yang mereka buat dan yang mereka mainkan. Semakin bagus dan semakin populernya suatu karya seni musik maka akan semakin tinggi penghargaan yang diberikan baik penghargaan dalam bentuk materiil maupun moral.
Dalam dunia industri musik, para musisi yang bekerja sama dengan industri rekaman, mereka akan merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia yang dapat menghasilkan pendapatan bagi mereka.
7.
Sarana Perang
Pada point nomer empat telah disinggung sedikit bahwa Pada jaman dahulu, musik digunakan sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya dalam peperangan, hal ini terlihat dari genderang yang mereka bawa pada saat peperangan. Bunyi dan ritme genderang disini bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang jenderal kepada penabuh genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan ada pula ritme untuk mundur. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu strategi dalam berperang.
Selain digunakan sebagai strategi dalam berperang, musik juga dapat membangkitkan semangat juang para prajurit. Dalam setiap kesatuan militer pasti mempunyai Mars yang selalu mereka nyanyikan untuk meningkatkan dan membangkitkan semangat dalam peperangan
Pada point nomer empat telah disinggung sedikit bahwa Pada jaman dahulu, musik digunakan sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya dalam peperangan, hal ini terlihat dari genderang yang mereka bawa pada saat peperangan. Bunyi dan ritme genderang disini bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang jenderal kepada penabuh genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan ada pula ritme untuk mundur. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu strategi dalam berperang.
Selain digunakan sebagai strategi dalam berperang, musik juga dapat membangkitkan semangat juang para prajurit. Dalam setiap kesatuan militer pasti mempunyai Mars yang selalu mereka nyanyikan untuk meningkatkan dan membangkitkan semangat dalam peperangan
Fungsi alat musik tradisional :
1. Sebagai
sarana ritual
Fungsi seni
untuk pemujaan berlangsung pada masa ketika peradaban manusia masih sangat
terbelakang. Kecenderungan seni ritual pada masa lalu lebih menekankan pada
misi daripada fisik atau bentuk.
2. Sebagai sarana hiburan
2. Sebagai sarana hiburan
Seni untuk
hiburan tidak terikat pada misi tertentu. Seni yang menghibur adalah seni yang
mampu memberi kesenangan pada seseorang atau kelompok orang yang berada
disekitar pertunjukkan. 3. Sebagai ekspresi
estetis
proses ungkapan
emosi atau perasaan di dalam proses kehidupan sehari hari
4. Sebagai Pendidikan seni untuk masyarakat.
Esensi seni
sebenarnya tidak dapat lepas dari muatan pendidikan, yaitu apa yang dituangkan
ke dalam berbagai cabang seni merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan untuk
membentuk budi pekerti seseorang.
3.
Tokoh – tokoh musik tradisional
a. Ki narto sabdo
Ki narto sabdo berasal dari jawa tengah.Beliau adalah seorang dalang dengan sebutan sang dalang legendaris.Ada beberapa karya lagu yang telah diciptakan,diantaranya gambang suling,praon,lumbung desa,gendhing ibu pertiwi dan lesung jumengglung,selendang ungu versi bali dan parahyangan versi sunda.
Ki narto sabdo berasal dari jawa tengah.Beliau adalah seorang dalang dengan sebutan sang dalang legendaris.Ada beberapa karya lagu yang telah diciptakan,diantaranya gambang suling,praon,lumbung desa,gendhing ibu pertiwi dan lesung jumengglung,selendang ungu versi bali dan parahyangan versi sunda.
b. Koko Koswara (mang koko)
Koko koswara berasal dari jawa barat adalah seorang musikus tradisional yang telah berjasa membawa nama bangsa Indonesia ke luar negeri dengan seni musiknya dari sunda.Karya besar mang koko,yaitu membuat drama musical yang menggabungkan unsur music,tari dan drama yang disebut gending karasemen.Karya-karya mang koko dalam bidang music,yaitu karatagan pahlawan,bandung dan badminton.
c. Daeng Sutigna
Daeng sutigna berasal dari jawa barat yang terkenal dengan musik angklungnya.Jasa beliau adalah menyusun tangga naga pentatonic pada music angklung menjadi tangga nada diatonic,atas jasa beliau,musik angklung dapat dikenal oleh masyarakat luar daerah sunda bahkan sampai mancanegara.
d. Gede Manik
Gede manik berasal dari bali,beliau adalah tokoh dalam bidang gamelan dengan menciptakan suatu gaya yang dinamakan dengan gaya kebyar.
e. Sambas
Sambas berasal dari jawa barat,karya-karya lagunya yang sangat terkenal,yaitu manuk dadali,pepeling,peuyeum bandung,ka huma,sapu nyere pegat simpai.
f. Nahum Situmorang
Nahum situmorang berasal dari sumatera utara.Karya-karyanya yang terkenal,yaitu alusi au,say selamat masineger dan dago inang sarge.
Koko koswara berasal dari jawa barat adalah seorang musikus tradisional yang telah berjasa membawa nama bangsa Indonesia ke luar negeri dengan seni musiknya dari sunda.Karya besar mang koko,yaitu membuat drama musical yang menggabungkan unsur music,tari dan drama yang disebut gending karasemen.Karya-karya mang koko dalam bidang music,yaitu karatagan pahlawan,bandung dan badminton.
c. Daeng Sutigna
Daeng sutigna berasal dari jawa barat yang terkenal dengan musik angklungnya.Jasa beliau adalah menyusun tangga naga pentatonic pada music angklung menjadi tangga nada diatonic,atas jasa beliau,musik angklung dapat dikenal oleh masyarakat luar daerah sunda bahkan sampai mancanegara.
d. Gede Manik
Gede manik berasal dari bali,beliau adalah tokoh dalam bidang gamelan dengan menciptakan suatu gaya yang dinamakan dengan gaya kebyar.
e. Sambas
Sambas berasal dari jawa barat,karya-karya lagunya yang sangat terkenal,yaitu manuk dadali,pepeling,peuyeum bandung,ka huma,sapu nyere pegat simpai.
f. Nahum Situmorang
Nahum situmorang berasal dari sumatera utara.Karya-karyanya yang terkenal,yaitu alusi au,say selamat masineger dan dago inang sarge.
4. Alat Musik
Tradisional Sulawesi Selatan
1. Idiokardo/Gendang Bulo
Idiokardo adalah sebutan dari daerah Bugis. Gendang Bulo
adalah sebutan dari daerah Makasar. Alat musik ini merupakan alat musik gendang
yang tidak mempunyai membran. Cara memainkannya dengan cara dipukul-pukulkan
pada suatu benda.
2. Rebana / Terbang
Rebana adalah sebutan dari daerah Bugis. Terbang merupakan
sebutan dari daerah Makasar. Alat musik ini merupakan alat musik gendang yang
menggunakan membran. Bahannya dibuat dari kayu seperti kayu batang pohon
cendana, pohon nangka, pohon kelapa dan kayu jati. Bahan yang digunakan
mempengaruhi karakter bunyi yang
dihasilkannya karena kayu tersebut berfungsi sebagai tabung suara atau ruang
resonansi.
3. Basi – Basi/Klarinet
Basi-basi adalah sebutan dari daerah Bugis. Klarinet adalah
sebutan dari daerah Makasar. Alat musik ini merupakan alat musik sejenis alat
musik tiup yang dipasang rangkap.
4. Kacaping / Kecapi
Kacaping adalah sebutan dari daerah Bugis. Kecapi adalah sebutan
dari daerah Makasar. Menurut sejarahnya kecapi ditemukan/diciptakan oleh
seorang pelaut,sehingga bentuknya menyerupai perahu yang memiliki 2 dawai,dawai
diambil karena penemuannya dari tali
layar perahu. Cara memainkannya dengan cara dipetik. Dahulu kecapi sangat
digemari dikalangan tua dan muda, dapat menjadi pelipur lara dikala gundah
ataupun teman bersuka ria. Seiring perjalanan zaman pemainan kecapi sebagai
sarana hiburan tampil berdasar pada permintaan masyarakat. Contohnya pada acara
penjemputan para tamu, perkawinan,hajatan,bahkan hiburan pada hari ulang tahun.
Kecapi dapat dimainkan oleh satu orang dapat juga secara
berkelompok dalam bentuk ansambel sejenis. Juga dapat dimainkan bersama dengan
alat musik tradisional lainnya seperti gendang, suling, gong, biola,
mandaliong, katto-katto dan lain-lain. Adakalanya disertai penyanyi laki-laki
atau penyanyi perempuan. Permainan kecapi juga digunakan sebagai pengiring
tarian.
5. Tolindo / Popondi
Tolindo adalah sebutan dari daerah Bugis. Popondi adalah
sebutan dari daerah Makasar. Alat musik ini terbuat dari kayu yang berbentuk
busur seperti tanduk kerbau atau tanduk sapi yang bertumpu pada sebuah
tempurung kelapa, di ujungnya atas bagian tanduk dipasang 1 buah senar .
Memainkannya dengan cara dipetik.
6. Alosu
Alosu merupakan alat musik berupa kotak anyaman yang di
dalamya diisi biji-bijian. Cara memainkannya dengan digoyang-goyangkan.
7. Anak Becing
Alat musik ini merupakan alat musik yang terbuat dari batang logam. Bentuknya seperti pendayung. Cara
memainkannya dengan cara di gerak-gerakkan.
8. Keso
Keso merupakan alat musik sejenis rebab. Letak perbedaannya
dengan rebab adalah Keso mengunakan 2 dawai. Cara memainkannya dengan cara
digesek.
9. Suling Lembang
Suling lembang merupakan alat musik sejenis seruling
panjang dari Sulawesi Selatan .Panjangnya 50 - 100 cm dan dengah garis tengah 2
cm.
10. Puik – Puik/Puwi-Puwi
Puik – Puik merupakan alat musik tiup semacam terompet. Alat musik ini juga serupa
dengan alat musik serunai dari
Sumatera.Di Jawa Barat dengan nama Tarompet, di Jawa Timur dengan nama Sronen,
di Sulawesi Selatan dengan nama Puwi-puwi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar