Dalam usia yang relatif muda, Harun Ar-Rasyid yang dikenal berwibawa
sudah mampu menggerakkan 95 ribu pasukan beserta para pejabat tinggi dan
jenderal veteran.
Era keemasan Islam (The Golden Ages of
Islam) tertoreh pada masa ke pemimpinannya. Perhatiannya yang begitu
besar terhadap kesejahteraan rakyat serta kesuksesannya mendorong
perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi, ekonomi, perdagangan,
politik, wilayah kekuasaan, serta peradaban Islam telah membuat Dinasti
Abbasiyah menjadi salah satu negara adikuasa dunia di abad ke-8 M.
Amir para khalifah Abbasiyah itu bernama Harun Ar-Rasyid. Dia adalah
raja agung pada zamannya. Konon, kehebatannya hanya dapat dibandingkan
dengan Karel Agung (742 M - 814 M) di Eropa. Pada masa kekuasaannya,
Baghdad ibu kota Abbasiyah - menjelma menjadi metropolitan dunia.
Jasanya dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban hingga abad ke-21
masih dirasakan dan dinikmati masyarakat dunia.
Figur Harun
Ar-Rasyid yang legendaris ini terlahir pada 17 Maret 763 M di Rayy,
Teheran, Iran. Dia adalah putera dari Khalifah Al-Mahdi bin Abu Ja’far
Al-Mansur khalifah Abbasiyah ketiga. Ibunya bernama Khaizuran seorang
wanita sahaya dari Yaman yang dimerdekakan dan dinikahi Al-Mahdi. Sang
ibu sangat berpengaruh dan berperan besar dalam kepemimpinan Al-Mahdi
dan Harun Ar-Rasyid.
Sejak belia, Harun Ar-Rasyid ditempa
dengan pendidikan agama Islam dan pemerintahan di lingkungan istana.
Salah satu gurunya yang paling populer adalah Yahya bin Khalid. Berbekal
pendidikan yang memadai, Harun pun tumbuh menjadi seorang terpelajar.
Harun Ar-Rasyid memang dikenal sebagai pria yang berotak encer,
berkepribadian kuat, dan fasih dalam berbicara.
Ketika tumbuh
menjadi seorang remaja, Harun Ar-Rasyid sudah mulai diterjunkan ayahnya
dalam urusan pemerintahan. Kepemimpinan Harun ditempa sang ayah ketika
dipercaya memimpin ekspedisi militer untuk menaklukk Bizantium sebanyak
dua kali. Ekspedisi militer pertama dipimpinnya pada 779 M - 780 M.
Dalam ekspedisi kedua yang dilakukan pada 781-782 M, Harun memimpin
pasukannya hingga ke pantai Bosporus. Dalam usia yang relatif muda,
Harun Ar-Rasyid yang dikenal berwibawa sudah mampu menggerakkan 95 ribu
pasukan beserta para pejabat tinggi dan jenderal veteran. Dari mereka
pula, Harun banyak belajar tentang strategi pertempuran.
Sebelum dinobatkan sebagai khalifah, Harun didaulat ayahnya menjadi
gubernur di As-Siafah tahun 779 M dan di Maghrib pada 780 M. Dua tahun
setelah menjadi gubernur, sang ayah mengukuhkannya sebagai putera
mahkota untuk menjadi khalifah setelah saudaranya, Al-Hadi. Pada 14
Septempber 786 M, Harun Ar-Rasyid akhirnya menduduki tahta tertinggi di
Dinasti Abbasiyah sebagai khalifah kelima.
Harun Ar-Rasyid
berkuasa selama 23 tahun (786 M - 809 M). Selama dua dasawarsa itu,
Harun Al-Rasyid mampu membawa dinasti yang dipimpinnya ke peuncak
kejayaan. Ada banyak hal yang patut ditiru para pemimpin Islam di abad
ke-21 ini dari sosok raja besar Muslim ini. Sebagai pemimpin, dia
menjalin hubungan yang harmonis dengan para ulama, ahli hukum, penulis,
qari, dan seniman.
Ia kerap mengundang para tokoh informal dan
profesional itu keistana untuk mendiskusikan berbagai masalah. Harun
Ar-Rasyid begitu menghagai setiap orang. Itulah salah satu yang membuat
masyarakat dari berbagai golongan dan status amat menghormati,
mengagumi, dan mencintainya. Harun Ar-Rasyid adalah pemimpin yang
mengakar dan dekat dengan rakyatnya. Sebagai seorang pemimpin dan Muslim
yang taat, Harun Ar-Rasyid sangat rajin beribadah. Konon, dia terbiasa
menjalankan shalat sunat hingga seratus rakaat setiap harinya. Dua kali
dalam setahun, khalifah kerap menunaikan ibadah haji dan umrah dengan
berjalan kaki dari Baghdad ke Makkah. Ia tak pernah lupa mengajak para
ulama ketika menunaikan rukun Islam kelima.
Jika sang khalifah
tak berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji, maka dihajikannya
sebanyak tiga ratus orang di Baghdad dengan biaya penuh dari istana.
Masyarakat Baghdad merasakan dan menikmati suasana aman dan damai di
masa pemerintahannya. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Harus
Ar-Rasyid tak mengenal kompromi dengan korupsi yang merugikan rakyat.
Sekalipun yang berlaku korup itu adalah orang yang dekat dan banyak
berpengaruh dalam hidupnya. Tanpa ragu-ragu Harun Ar- Rasyid memecat dan
memenjarakan Yahya bin Khalid yang diangkatnya sebagai perdana menteri
(wazir).
Harun pun menyita dan mengembalikan harta Yahya
senilai 30,87 juta dinar hasil korupsi ke kas negara. Dengan begitu,
pemerintahan yang dipimpinnya bisa terbebas dari korupsi yang bisa
menyengsarakan rakyatnya. Pemerintahan yang bersih dari korupsi menjadi
komitmennya. Konon, Harun Ar-Rasyid adalah khalifah yang berprawakan
tinggi, bekulit putih, dan tampan. Di masa kepemimpinannya, Abbasiyah
menguasai wilayah kekuasaan yang terbentang luas dari daerah-daerah di
Laut Tengah di sebelah Barat hingga ke India di sebelah Timur. Meski
begitu, tak mudah bagi Harun Ar-Rasyid untuk menjaga keutuhan wilayah
yang dikuasainya.
Berbagai pemberontakan pun tercatat sempat
terjadi di era kepemimpinannya. Pemberontakan yang sempat terjadi di
masa kekuasaannya antara lain; pemberontakan Khawarij yang dipimpin
Walid bin Tahrif (794 M); pemberontakan Musa Al-Kazim (799 M); serta
pemberontakan Yahya bin Abdullah bin Abi Taglib (792 M). Salah satu
puncak pencapaian yang membuat namanya melegenda adalah perhatiannya
dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Di masa kepemimpinannya
terjadi penerjemahan karya-karya dari berbagai bahasa.
Inilah
yang menjadi awal kemajuan yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan
ilmu pengetahuan dan perabadan. Pada era itu pula berkembang beragam
disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang ditandai dengan berdirinya
Baitul Hikmah - perpustakaan raksasa sekaligus pusat kajian ilmu
pengetahuan dan peradaban terbesar pada masanya. Harun pun menaruh
perhatian yang besar terhadap pengembangan ilmu keagamaan. Sang khalifah
tutup usia pada 24 Maret 809 M pada usia yang terbilang muda 46 tahun.
Meski begitu pamor dan popularitasnya masih tetap melegenda hingga kini.
Namanya juga diabadikan sebagai salah satu tokoh dalam kitab 1001 malam
yang amat populer. Pemimpin yang baik akan tetap dikenang sepanjang
masa.
Pemimpin yang Prorakyat
Di era modern ini begitu
sulit menemukan pemimpin yang benar-benar mencintai dan berpihak kepada
rakyatnya. Sosok pemimpin yang mencintai rakyat pastilah akan dicintai
dan dikagumi rakyatnya. Salah seorang pemimpin Muslim yang terbilang
langka itu hadir di abad ke-8 M. Pemimpin yang pro rakyat itu bernama
Khalifah Harun Ar-Rasyid.
Sang khalifah benar-benar
memperhatikan dan mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan negara, Harun Ar-Rasyid berupaya
dengan keras memajukan perekonomian serta perdagangan. Pertanian juga
berkembang dengan begitu pesat, lantaran khalifah begitu mena ruh
perhatian yang besar dengan membangun saluran irigasi. Langkah
pemerintahan Harun Ar-Rasyid yang serius ingin menyejahterakan rakyatnya
itu mendapat dukungan rakyatnya. Kemajuan dalam sektor perekonomian,
perdagangan dan pertanian itu membuat Baghdad menjadi pusat perdagangan
terbesar dan teramai di dunia saat itu.
Dengan kepastian hukum
serta keamanan yang terjamin, berbondong-bondong para saudagar dari
berbagai penjuru dunia bertransaksi melakukan pertukaan barang dan uang
di Baghdad. Negara pun memperoleh pemasukan yang begitu besar dari
perekonomian dan perdagangan itu serta tentunya dari pungutan pajak.
Pemasukan kas negara yang begitu besar itu tak dikorup sang khalifah.
Harun Ar-Rasyid menggunakan dana itu untuk pembangunan dan
menyejahterakan rakyatnya. Kota Baghdad pun dibangun dengan indah dan
megah. Gedunggedung tinggi berdiri, sarana peribadatan tersebar, sarana
pendidikan pun menjamur, dan fasilitas kesehatan gratis pun diberikan
dengan pelayanan yang prima.
Sarana umum lainnya seperti kamar
mandi umum, taman, jalan serta pasar juga dibangun dengan kualitas yang
sangat baik. Khalifah pun membiayai pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang penerjemahan dan serta penelitian. Negara menempatkan para ulama
dan ilmuwan di posisi yang tinggi dan mulia. Mereka dihargai dengan
memperoleh gaji yang sangat ting gi. Setiap tulisan dan penemuan yang
dihasilkan ulama dan ilmuwan dibayar mahal oleh negara.
Sangat
pantas bila keluarga khalifah dan pejabat negara lainnya hidup dalam
segala kemewahan pada zamannya. Sebab, kehidupan rakyatnya juga berada
dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Tak seperti pemimpin kebanyakan yang
hidup dengan kemewahan di atas penderitaan rakyatnya. Sampai kapan pun,
sosok Harun Ar-Rasyid layak ditiru dan dijadikan panutan para pemim -
pin dan calon pemimpin yang ingin mencitai dan berpihak pada rakyatnya.
Jejak Hidup Sang Khalifah Agung Tahun 763 M : Pada 17 Maret, Harun terlahir di Rayy.
Tahun 780 M : Memimpin pasukan militer melawan Bizantium.
Tahun 782 M: Kembali memimpin pa - suk an melawan Bizantium hingga ke Bos porus.
Tahun 786 M: 14 September saudaranya Al-Hadi - khalifah keempat meninggal dunia.
Tahun 791 M: Harun kembali berperang melawan Bizantium.
Tahun 795 M: Harun meredam pembenrontakan Syiah dan memenjarakan
Musa Al-Kazim. Tahun 796 M: Harun memindahkan istana dan pusat pemerintahan dari Baghdad ke Ar-Raqqah.
Tahun 800 M: Harun mengangkat Ibrahim ibnu Al-Aghlab sebagai gubernur Tunisia.
Tahun 802 M: Harun menghadiahkan dua gajah albino ke Charlemagne sebagai hadiah diplomatik.
Tahun 803 M: Yahya bin Khalid (perdana menteri yang dipecat karena korupsi meninggal dunia.
Tahun 807 M: Kekuatan Harun mengusai Siprus.
Tahun 809 M: Harun meninggal dunia ketika melakukan perjalanan di bagian timur wilayah kekuasaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar